Cegah Konflik Horizontal, Polres Jombang Minta Perguruan Silat Kendalikan Anggotanya

  • Bagikan

Jombang – Polres Jombang kembali menggelar pertemuan dengan pimpinan perguruan silat yang di Kota Santri. Aparat kepolisian meminta para perguruan silat agar mengendalikan anggotanya untuk mencegah konflik horizontal antarperguruan.

Pertemuan itu digelar pada sesi Jumat Curhat yang digelar di ruang JCC Polres Jombang, Jumat (05/01/2024). Wakapolres Jombang Kompol Hari Kurniawan memimpin langsung pertemuan itu atas perintah Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi.

Ia juga didampingi Kabag Ops Kompol Miftahul Amin dan Kasat Intelkam AKP Budi Santoso. Acara tersebut dihadiri sejumlah pimpinan perguruan silat yang ada di Jombang. Seperti IPSI, PSHT P 17, IKSPI, PSHT Parluh 16, Pagar Nusa dan PSHW.

Kepada para pimpinan perguruan silat, Kompol Hari menganjak untuk menjaga kamtibmas di wilayah hukum Polres Jombang. Salah satunya dengan meminta para perguruan silat agar mengendalikan anggotanya yang ada di arus bawah.

Sebab menurutnya, konflik antarperguruan silat masih kerap terjadi di Kota Santri. Oleh karena itu, pertemuan tersebut untuk mencegah adanya konflik horizontal yang masih berpotensi terjadi.

“Kita harus satu frekuensi untuk menjaga kamtibmas kab Jombang, jika ada yang membuat ulah segera laporkan kepada kami supaya bisa menjaga keamanan karena jika salah satu perguruan membuat ulah akan membawa nama jelek perguruan,” ujarnya, Jumat (05/01/2024).

Imbauan dari Wakapolres itu disambut positif oleh para pimpinan perguruan silat yang hadir. Ketua Cabang IKSPI Jombang Supriyatin berkomitmen akan menertibkan anggota yang membawa atribut perguruan di jalanan.

“Kita segera melakukan langkah-langkah penertiban bagi anggota yang membawa atau menggunakan atribut perguruan silat yang berpotensi akan terjadi permasalahan,” ucapnya.

Sama seperti IKSPI, Ketua IPSI Jombang Budi juga menyambut baik imbauan Polres Jombang. Ia juga akan ikut serta menertibkan anggota yang berkeliaran menggunakan atribut.

Sebab menurutnya, pembawaan atribut silat di jalan kerap memicu konflik antarpesilat.

“Untuk mengantisipasi tentang pembawaan atribut, bahwa di wilayah Polsek atau Kecamatan sudah dilakukan antisipasi sehingga meringankan tugas kita yang di dalam kota,” pungkasnya.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *