Foto : ilustrasi
Sosial Media kini menjadi bagian penting dalam hidup terutama bagi kalangan remaja atau generasi Z (Gen Z), yang mana mereka merupakan pengguna terbanyak yang bisa dikatakn sangat piawai dalam menggunakan atau mengoperasikan media sosial. Dalam awal perkembangannya, sosial media sendiri diciptakan untuk kita saling terhubung satu sama lain dalam suatu perangkat atau platform yang terhubung oleh internet untuk dapat saling berbagi informasi dan berkomunikasi.
Gen Z atau generasi yang lahir antara tahun 1997 – 2010 merupakan generasi yang lahir ketika perkembangan teknologi baik media sosial, telepon seluler, dan komputer sedang berkembang dengan sangat pesat. Mereka yang lahir pada generasi tahun tersebut, saat ini telah menginjak usia remaja atau masa dimana mereka mencari jati diri. Berdasarkan survei dari McKinsey Health Institute dengan jumlah 41.960 responden diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut pada Mei – November 2022, sebanyak 58% responden generasi Z menghabiskan waktu mereka lebih dari satu jam untuk bermain media sosial. Sedangkan, 23% responden menghabiskan lebih dari dua jam waktunya bermain media sosial, dan 23% responden lainnya menghabiskan 1-2 jam dalam sehari untuk bermain media sosial. Beragam platform media sosial beserta jutaan konten didalamnya, membuat para remaja tidak dapat membendung atau menyaring secara menyeluruh konten seperti apa yang baik dan tidak baik untuk mereka konsumsi.
Kebanyakan remaja saat ini belum memiliki tujuan hidup yang jelas, artinya mereka masih dalam tahap pencarian jati diri atau identitas diri. Pada masa inilah sering dianggap sebagai masa yang penuh tantangan, tuntutan, tekanan, dan masalah – masalah lain yang menyelimuti. Oleh sebab itu, kebanyakan remaja masa kini lebih sering menghabiskan waktu mereka untuk bermain media sosial dibandingkan berosisalisasi dalam kehidupan nyata. Menginjak usia remaja kebanyakan mereka dihadapkan pada bagaimana cara mereka menghadapi masalah dan mengambil keputusan. Tidak banyak dari para remaja merasa tertekan hingga stress bahkan menyakiti diri sendiri atau disebut mengalami gangguan mental saat dihadapkan dengan beragam masalah yang tidak kunjung ditemukan jalan keluarnya. Para remaja atau Gen Z juga sering membagikan masalah mereka di media sosial dengan harapan mendapatkan ketenangan atau jalan keluar, dibandingkan bercerita atau mengkomunikasikan secara langsung kepada orang yang lebih mengerti.
Hasil survei JakPat yang dilakukan pada 15 November 2022 menunjukkan bahwa jumlah 1.870 responden dari beragam usia atau generasi, menunjukkan bahwa Gen Z menjadi generasi yang paling banyak mengalami masalah gangguan kesehatan mental yakni sebesar 59,1%. Gangguan mental merupakan kondisi kesehatan mental seseorang dimana ia sulit atau bahkan tidak mampu untuk mengatasi pemikiran, perasaan, atau respon, serta mencakup depresi, cemas, dan stres dalam hidup yang menyebabkan kurangnya waktu istirahat atau tidur, sakit kepala dan gejala fisik lain. Kesehatan mental disebabkan oleh beberapa faktor sosial ekonomi, biologis, dan lingkungan (Deloitte, 2022).
Penggunaan media sosial yang berlebihan tentu berdampak pada kesehatan mental pengguna. Hal tersebut pastinya berpengaruh dan menjadikan pengguna depresi, kecemasan, dan stres. Konten media sosial yang berisi tentang ragam informasi yang belum tentu benar dan menimbulkan banyak disinformasi yang justru dapat menimbulkan beragam efek negatif. Banyak dari remaja yang mengekspresikan cara pelampiasan atas rasa kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan mereka terkait dengan hal – hal negatif seperti melukai diri sendiri, merugikan orang lain, bahkan hingga bunuh diri. Menurut Kemenkes RI bahwa kasus bunuh diri pada usia remaja di Indonesia pada tahun 2022 sekitar 826 kasus bunuh diri. Sementara pada bulan Januari sampai Juni 2023 kasus bunuh diri yang terjadi sebanyak 663.
Maka dari itu, diperlukan pendampingan serta pengawasan dari orang tua terkait perilaku-perilaku yang dapat memberikan dampak dalam kesehatan mental salah satunya anak usia remaja. Hal ini dikarenakan usia mereka lebih cenderung tertutup akan suatu masalah atau hal – hal tertentu yang menurut mereka merupakan sesuatu hal yang tak seharusnya orang lain tahu. Menjaga kesehatan mental pada usia remaja sangatlah penting, karena Gen Z merupakan generasi yang digadang – gadang bakal memimpin Indonesia Emas. Sehingga, ada beberapa cara untuk menjaga dari gangguan mental diusia remaja, yakni dengan membatasi penggunaan media sosial, mengekspresikan diri ke hal – hal yang positif, sering berinteraksi sosial pada lingkungan, menjaga komunikasi dengan orang – orang terdekat.
Penulis : Ainun Fitri Mughiroh, S.Sos., M.I.Kom (Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng)