wargajombang.com – Hingga saat ini Pandemi masih belum bisa kita kalahkan. Bukan karena kita tidak berusaha, bukan juga karena kita menyerah. Tapi karena kita lebih memilih untuk saling menyalahkan.
Kita harus akui, memang ada oknum pejabat di berbagai institusi yang seakan hidup tanpa hati nurani. Ada ketua RT/RW yang memotong dana bansos, ada anggota DPR yang ingin dirawat dengan fasilitas VIP. Bahkan ada menteri yang menjadikan bansos sebagai ajang korupsi.
Lalu para pejabat tanpa hati ini seenaknya hanya bisa menyalahkan rakyat karena tidak patuh dengan prokses di masa Pandemi.
Disisi lain melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia yang menurut peneliti jelas-jelas karena varian Delta langsung dimanfaatkan pihak oposisi untuk membuat suatu narasi, yaitu Pemerintah gagal mengatasi Pandemi.
Mereka berkoar tanpa melihat keadaan seperti ini terjadi si seluruh dunia. Bedanya negara dengan penduduk ratusan juta serta geografisnya yang berupa ribuan pulau ini menuntut solusi ekstra, yaitu Persatuan.
Perlu kita sadari bersama jika ini bukan merupakan End Game, akan tetapi ini merupakan Blame Game. Menurut istilah, Blame Game merupakan suatu hal lumrah dalam politik yang biasa dipakai oposisi untuk menyalahkan Pemerintah.
Blame Game bisa dijalankan jika ada isu yang cukup seksi. Misalnya seperti adanya korupsi Pemerintahan yang hanya mengubar janji atau gagalnya Pemerintah menangani Pandemi. Isu yang biasa digunakan akhir-akhir ini adalah Pemerintah gagal dalam menangani Pandemi.
Kali ini oposisi memang di untungkan, membuat racikan narasi “Pemerintah gagal mengatasi Pandemi”. Tentu isu satu ini sangat mudah untuk di goreng. Tinggal masukkan bukti kasus Covid-19 naik di tambah kasus korupsi dan bansos maka narasi ini siap disajikan.
Hasilnya kepercayaan rakyat pun turun drastis, tidak lagi optimis justru malah menjadi pesimis. Oposisi telah berhasil menyerang pemerintah. Tapi di satu sisi mereka juga berhasil membahayakan rakyat.
Banyak yang menolak Swab karena takut dicovidkan, banyak yang menolak vaksin karena ini hanya bisnis pemerintah semata. Blame Game itu wajar, tapi kalau Blame Game di masa Pandemi apa masih wajar?
Balik lagi ke End Game yang sempat mereka suarakan. Sebenarnya ada benarnya jika mereka merujuk pada salah satu film Holywood berjudul Avangers: End Game.
Pandemi ini bagaikan End Game dengan Covid-19 yang diperankan Thanos dan pasukannya. Tetapi jika kita tonton film tersebut satu-satunya cara untuk melawan Thanos adalah dengan bersatu.
Tidak ada adegan memperlihatkan Captain America dan Ironman saling menyalahkan. Mereka fokus melawan musuh bersama. Jadi jika ini adalah End Game bukankah kita semua lebih baik bersatu dari pada saling melakukan Blame Game?
Jika tidak, apa yang dilakukan Jokowi, Airlangga Hartarto, Budi Gunadi, hingga Luhut sekalipun menjadi sia-sia. Begitu juga para rakyat yang fokus menaati prokses demi menjaga keluarga.
Nakes yang berjuang di garda terdepan, bahkan para pedagang yang rela pemasukannya berkurang demi menekan pandemi. Semua usaha itu bisa menjadi sia-sia, bukan karena kita tidak berusaha, bukan karena kita menyerah, tapi karena kita lebih memilih untuk saling menyalahkan.
Ini bukan End Game, Ini adalah Blame Game!
Mau sampe kapan kita mengikuti alur mereka? Mau sampe kapan kita terus menerus terjerumus dengan orang-orang yang niatnya hanya untuk memecah belah? Ya kita harus bersatu.
Seperti ucapan Airlangga Hartarto selaku Ketua KPCPEN ia berharap agar masyarakat Indonesia dapat memperkuat persatuan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan masyarakat Indonesia kembali bangkit, sehat, sejahtera dan barokah. (Adv)