Jombang – Sebanyak sepuluh mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura mengikuti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) di Desa Sambong Dukuh, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Kegiatan yang dimulai pada tanggal 19 Mei hingga 17 Juli 2021 bertujuan untuk membantu serta mengajak warga Desa Sambong Dukuh untuk bangkit di masa pandemi. Dampak dari Covid-19 menyebabkan ketahanan ekonomi masyarakat turun, dikarenakan harga kebutuhan sehari-hari semakin meningkat.
Selama menjalankan WFH, ada salah satu hal yang mungkin dapat mengatasi masalah tersebut “Alternatif Bertani di Lahan Sempit dengan aquaponik kangkung dan budidaya lele dalam Ember” yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang kiat bertani dilahan yang sempit dengan teknik aquaponik dan budidaya lele dalam ember kegiatan tersebut cocok untuk diterapkan.
Kegiatan ini sangat efisien untuk dilakukan dikarenakan tidak memerlukan lahan yang luas. Proses kegiatan ini juga mudah untuk dilakukan dan diterapkan sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk menerapkan secara langsung. Hasil dari budidaya ini dapat diperjualbelikan untuk mendapatkan tambahan pemasukan bagi masyarakat Jombang, khusunya di Desa Sambong Dukuh dalam masa pandemi yang masih berlangsung.
Program ini dilaksanakan dengan bantuan dan bimbingan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarkat (LPPM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) oleh Afiyah Nur Kayati, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing dan beberapa mahasiswa UTM serta pihak-pihak tertentu yang berkontribusi utuk menanggulangi masalah tersebut.
Kegiatan sosialisasi budidaya lele dalam ember (Budikdamber) dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2021 di Balai Desa Sambong Dukuh. Sosialisasi ini dihadiri oleh 20 partisipan yang terdiri dari warga Sambong Dukuh. Budikdamber menggabungkan metode pembudidayaan ikan dan penanaman dengan metode aquaponik. “Sistem budidayanya disesuaikan dengan besarnya ember yang kita gunakan” kata Afiyah.
Ikan adalah kunci dalam sistem aquaponik. Ikan menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ikan yang biasanya digunakan untuk metode budikdamber ini sering nya yaitu ikan lele. Ikan lele merupakan ikan yang mudah sekali dibudidayakan dan memiliki nilai yang ekonomis. Metode penanaman yang kita gunakan yaitu metode tanam aquaponik.
Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan.
Tata cara budikdamber ini sangat mudah untuk dilakukan serta diikuti secara langsung oleh warga Sambong Dukuh, dimulai dari alat dan bahan yang sangat familiar yaitu ember bekas, gelas plastik bekas, arang, bibit lele, bibit kangkung, probiotik, pakan lele dan air. Hal utama yang dilakukan sebelum melakukan budidaya adalah merendam air dalam ember selama 2 hari 2 malam. Selagi menunggu air untuk budidaya, lubangi setiap bawah gelas plastik sebanyak 6 buah menggunakan soldier, kemudian letakkan kapas sebanyak dua buah kedalam gelas dan diikuti dengan memasukkan bibit kangkung, setelah itu masukkan arang sebanyak 80% dari kapasitas gelas plastik, ulangi kegiatan tersebut hingga mendapatkan 10 buah gelas.
Setelah air budidaya sudah siap, tuangkan probiotik sebanyak seperempat tutup botol kedalam ember dan diamkan sebentar. Selanjutnya masukkan bibit lele sebanyak 50 buah dengan ukuran sebesar 5 cm lalu diikuti dengan mengaitkan bibit kangkung pada ember menggunakan kawat. Usahakan gelas plastik sedikit terendam air. Langkah terakhir adalah memberikan pakan pada bibit lele ketika pagi hari dan menjelang malam. Letakkan pada tempat yang terkena sinar matahari langsung agar kangkung dapat tumbuh dengan baik. wargajombang/Adv.